Berjodoh dengan Brebes

Brebes, kabupaten di Jawa Tengah seluas 166.117 hektar, dikenal sebagai daerah penghasil bebek unggul. Kabupaten dengan 17 kecamatan ini memiliki 22 sungai yang berpadu langsung dengan laut utara. ”Perpaduan arus sungai dan laut ini memang habitat bebek,” kata pengamat budaya pantura, Atmo Tan Sidik. Di samping itu, areal persawahan seluas 63.442 hektar adalah tempat embara yang mengasyikkan buat bebek, terutama seusai panen padi.

Sebelum tahun 1678, Brebes masih menjadi bagian dari Tegal, yang membentang dari Losari hingga Pemalang di sepanjang pantai utara Jawa. Terjadinya pemisahan beberapa daerah kemudian memunculkan Brebes, yang konon diambil dari nama gunung di daerah ini, yakni gunung Baribis.

”Di Brebes terdapat banyak tempat, terutama di bantaran tanah di sepanjang pengairan yang enak untuk berteduh bebek. Bebek itu suka suasana tenang. Kalau kaget, terlalu berisik, bebek akan runtig, ngambek, dan tidak mau bertelur,” kata Atmo, yang juga menjabat Kepala Seksi Kemitraan Media Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika ini.

Kemasyhuran Brebes sebagai penghasil bebek unggul diperkuat dengan mitos mengenai adanya keris-keris berpamor ganjur yang banyak dimiliki penduduk di sepanjang pantai utara Jawa. Pamor ganjur ini mirip gambar pager gunung. ”Mitosnya, kalau seseorang memiliki keris ini, dia bisa sukses menjadi peternak,” tutur Atmo.

Tidak ada yang tahu apakah para peternak di Brebes banyak yang memiliki keris berpamor ganjur. Namun, yang pasti, ada hal-hal di dalam sejarah kehidupan yang sangat sugestif dan memengaruhi perilaku. Ini seperti mitos kalau seorang pemimpin itu harus memiliki sempana bungkem atau kemampuan untuk membungkam orang dan sempana cinarita, yakni kemampuan beretorika. ”Kalau lurah, misalnya, lantas memiliki permata berbentuk tapak jalak,” ujar Atmo.

Kelompok ternak

Berdasarkan data inventarisasi kelembagaan kelompok tani ternak itik di Kabupaten Brebes, saat ini terdapat 24 kelompok tani ternak yang tersebar di 11 kecamatan. Kelompok Maju Jaya pernah menjadi kelompok ternak terbesar dan juara pertama tingkat nasional pada tahun 2004. Dengan 45 anggota, bebek yang dimiliki kelompok ini berjumlah 25.000 ekor.

Kelompok lain, Adem Ayem, pernah diganjar menjadi kelompok itik dan unggas terbaik se-Indonesia pada tahun 2007. Kelompok ini menghimpun 65 anggota yang memiliki 65.000 ekor bebek.

”Ada peternak dari Malaysia minta dikirim beberapa ahli ternak bebek. Katanya, dari 35.000 ekor bebek, hanya 8.000 butir telur dihasilkan setiap hari. Namun, kami masih nego soal gaji,” papar Atmo Suwito Rasban, Ketua Kelompok Tani Ternak Itik Adem Ayem.

Jadi, kalau mau bicara tentang para peternak yang sukses, Brebeslah tempatnya.